What's the first thing that comes to your mind when you read the title above? Hey, there's no so-called-martabak-sempurna, yang ada juga martabak spesial, Nen. There! You've got the point.
Klik gambar buat lebih jelasnya, ya (abaikan soal tab yang segambreng itu). Ceritanya itu konversasi antara gue sama teman gue, Abraham yang biasa dipanggil Ham, atau Ojan, atau Eh di twitter bulan Desember tahun lalu (iya, itu gue capture-nya dari Desember lalu dan niatnya memang buat bahan di blog. Ternyata mundur terus sampai sekarang). Awal mulanya dia yang ngetweet tentang gue. Ciye gitu, tapi ini serius. Dia bilang tweet-tweet gue lagi bener, tumben. Terus gue bales. Terus dia bales. Terus gue bales lagi. Dan terjadilah konversasi kayak di atas. Bahas-bahas soal spesial. Ngomong-ngomong, apa yang ditulis Abraham rada-rada kagak nyambung, ya. Awalnya dia bilang, `nen, ga ada yang Special. Coba lu liat tukang Martabak. Di Gerobaknya pasti ada tulisan Special semua.`
Dasar nggak konsisten, awalnya bilang nggak ada, tapi di akhir bilang banyak. Ckck.
Dasar nggak konsisten, awalnya bilang nggak ada, tapi di akhir bilang banyak. Ckck.
Dulu, nih ya. Nggak dulu-dulu banget, sih. Ketika gue masih sekolah dan belum tau dunia, saat masih demen-demennya mendoakan guru super-menyebalkan biar kagak masuk kelas, gue pernah ngetweet soal artis favorit gue di akun salah satu fanbase. Kayak orang kesetanan (atau malah setan keorangan, terserah), gue ngetik dengan napas memburu dan menggebu-gebu. Capslock everywhere, yang kalau diartikan dalam bentuk verbal dapat berarti teriak-teriak menjijikkan ala tante-tante ketemu diskonan. Memuja dalam bentuk tulisan, menyebut-nyebut si artis makhluk paling sempurna yang pernah gue temui (di dunia maya, karena sampai sekarang pun belum pernah ketemu langsung) dan tidak ada yang mampu mengalahkan kesempurnaan bentuk wajahnya. Cakep, iyalah. Ganteng gitu aduh mana ada sih ya yang ngalahin Kwangmin? He he he.
...
Maaf, jadi nggak fokus.
Tapi kengerian itu tidak berlangsung lama seperti Bang Toyib yang tidak pulang-pulang. Si Nenni kembali ke bentuk aslinya yang kalem lemah lembut dan bersahaja. Dia kembali jinak. Di tengah situasi yang sedang tenang-tenangnya, muncullah satu tweet dari seorang teman (sebut saja namanya anu) yang mungkin maksudnya menyindir, karena gue memang berasa tersindir. Tersindir dalam artian yang bagus, karena bikin gue sadar (seriuslah, nggak ada yang lebih menyedihkan daripada sindiran yang tidak dianggap). Dia bilang, manusia itu tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang Maha Sempurna. Azig banget ya memang gue bertanya-tanya apakah teman gue itu sebenarnya Bunda Dorce?
Bukan.
Bunda Dorce nggak kenal siapa itu Nenni.
Dan kami tidak saling follow twitter.
Bagai tertohok (...SAKITNYA ITU DI SINI, NEH! /pegang dengkul/), gue pun sadar. Ah, ada benarnya juga ya kata-kata si anu. Tulisan gue yang membahas soal sempurnanya seorang manusia itu.... ah, apa sih itu kalau dipikir-pikir lagi. Kemasukan setan (...atau manusia, yes) jenis apa gue ini sampai nulis kayak gitu. Huhuhu kalian yang pernah menulis tweet kayak gitu sadarlah kawan-kawan marilah kita kembali ke jalan yang lurus dan benar. Tidak ada yang lebih sempurna selain yang Maha Sempurna sang Maha Pencipta seluruh alam semesta beserta seluruh isinya.
Jangan menganggap seseorang (atau sesuatu) terlalu sempurna, gaez. Karena balik lagi, nggak ada yang sempurna di dunia ini (serius, betul-betul nggak ada). Gue juga pernah posting quote dari guru Fisika gue waktu SMA, Bu Ida, yang bilang bahwa sesuatu yang ideal itu pada dasarnya hanya ada dalam sebuah teori. Ideal sama kayak sempurna. Faktanya, nggak ada yang sempurna, bukan? Terlebih manusia. Kalau lo pernah dikatain sempurna sama seseorang, dan seseorang itu sudah jadi pacar tersayang lo sekarang, gue saran nih ya, PUTUSIN! Huh. Lo dianggap sempurna sama aja lo dianggap tidak ada!
PUTUSIN MEREKA!!
PUTUSIN SEKARANG!!
AYO, KAWAN SEBELUM TERLAMBAT PUTUSIN MEREKA!!
PUTUS! PUTUS! PUTUS!
...
..
.
Maaf, kelepasan lagi.
Gue jadi kelihatan pengin bikin anak-anak orang jomblo, ya.
Tidak apa-apa, anggap ini perbuatan mulia.
Dan, gaez, jangan berusaha mengubah diri lo ke bentuk sempurna buat orang lain. Dalam hal apapun itu. Jangan karena merasa banyak kurangnya terus lo frustrasi dan usaha ini-itu buat jadi bagus, jangan, kalau itu malah membuat lo ke arah yang lebih buruk. Jangan berusaha jadi yang sempurna, tapi berusahalah jadi yang spesial. Bagaimana caranya? Lo cari tau sendiri, dong. Menurut gue sih, dengan jadi lo yang lo banget, akan ada orang-orang yang menganggap diri lo spesial. Kalau nggak ada, berarti ada yang kurang betul di dalam diri lo. Mungkin lo masih jadi biasa-biasa aja. Bukan berarti jelek dan pantas dibuang, bukan. Mungkin lo belum ketemu sama orang yang menganggap diri lo spesial.
Banyak hal yang spesial, tapi nggak semua orang menganggap hal itu spesial, 'kan? Setiap orang punya hal spesial masing-masing. Kalau lo pengin dianggap spesial, jadilah spesial, bukannya jadi sempurna. Lihatlah martabak. Mereka nggak ada yang sempurna, mereka sadar betul akan hal itu. Mereka cukup jadi spesial, dan banyak orang yang suka. Termasuk gue. Dan setiap orang pasti punya martabak spesial langganan masing-masing. Termasuk gue lagi. Mau contoh lain? Lihat nasi goreng, adanya yang spesial pakai telor mata sapi hmmm enak. Atau tengok sama motto Cherrybelle. Apa? Istimewa, yes. Bukan sempurna, padahal kata 'sempurna' lebih bagus kedengarannya.
Duh, jadi pengin martabak, 'kan, duh duh duh yang baca postingan ini tolong dong, kirim martabak manis ke rumah.
Ehe.
Ohiyak. Mungkin udah telat buat ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah, tapi nggak ada kata telat buat minta maaf, 'kan? Sori ya sob, kalau selama ini gue sebagai pemilik blog ini sering posting yang nggak-nggak. Mungkin ada salah-salah kata yang tidak gue sadari, tolong dimaafkan. Oke? Okelah.
Bissous,
Nenni
...
Maaf, jadi nggak fokus.
Tapi kengerian itu tidak berlangsung lama seperti Bang Toyib yang tidak pulang-pulang. Si Nenni kembali ke bentuk aslinya yang kalem lemah lembut dan bersahaja. Dia kembali jinak. Di tengah situasi yang sedang tenang-tenangnya, muncullah satu tweet dari seorang teman (sebut saja namanya anu) yang mungkin maksudnya menyindir, karena gue memang berasa tersindir. Tersindir dalam artian yang bagus, karena bikin gue sadar (seriuslah, nggak ada yang lebih menyedihkan daripada sindiran yang tidak dianggap). Dia bilang, manusia itu tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang Maha Sempurna. Azig banget ya memang gue bertanya-tanya apakah teman gue itu sebenarnya Bunda Dorce?
Bukan.
Bunda Dorce nggak kenal siapa itu Nenni.
Dan kami tidak saling follow twitter.
Bagai tertohok (...SAKITNYA ITU DI SINI, NEH! /pegang dengkul/), gue pun sadar. Ah, ada benarnya juga ya kata-kata si anu. Tulisan gue yang membahas soal sempurnanya seorang manusia itu.... ah, apa sih itu kalau dipikir-pikir lagi. Kemasukan setan (...atau manusia, yes) jenis apa gue ini sampai nulis kayak gitu. Huhuhu kalian yang pernah menulis tweet kayak gitu sadarlah kawan-kawan marilah kita kembali ke jalan yang lurus dan benar. Tidak ada yang lebih sempurna selain yang Maha Sempurna sang Maha Pencipta seluruh alam semesta beserta seluruh isinya.
Jangan menganggap seseorang (atau sesuatu) terlalu sempurna, gaez. Karena balik lagi, nggak ada yang sempurna di dunia ini (serius, betul-betul nggak ada). Gue juga pernah posting quote dari guru Fisika gue waktu SMA, Bu Ida, yang bilang bahwa sesuatu yang ideal itu pada dasarnya hanya ada dalam sebuah teori. Ideal sama kayak sempurna. Faktanya, nggak ada yang sempurna, bukan? Terlebih manusia. Kalau lo pernah dikatain sempurna sama seseorang, dan seseorang itu sudah jadi pacar tersayang lo sekarang, gue saran nih ya, PUTUSIN! Huh. Lo dianggap sempurna sama aja lo dianggap tidak ada!
PUTUSIN MEREKA!!
PUTUSIN SEKARANG!!
AYO, KAWAN SEBELUM TERLAMBAT PUTUSIN MEREKA!!
PUTUS! PUTUS! PUTUS!
...
..
.
Maaf, kelepasan lagi.
Gue jadi kelihatan pengin bikin anak-anak orang jomblo, ya.
Tidak apa-apa, anggap ini perbuatan mulia.
Dan, gaez, jangan berusaha mengubah diri lo ke bentuk sempurna buat orang lain. Dalam hal apapun itu. Jangan karena merasa banyak kurangnya terus lo frustrasi dan usaha ini-itu buat jadi bagus, jangan, kalau itu malah membuat lo ke arah yang lebih buruk. Jangan berusaha jadi yang sempurna, tapi berusahalah jadi yang spesial. Bagaimana caranya? Lo cari tau sendiri, dong. Menurut gue sih, dengan jadi lo yang lo banget, akan ada orang-orang yang menganggap diri lo spesial. Kalau nggak ada, berarti ada yang kurang betul di dalam diri lo. Mungkin lo masih jadi biasa-biasa aja. Bukan berarti jelek dan pantas dibuang, bukan. Mungkin lo belum ketemu sama orang yang menganggap diri lo spesial.
Banyak hal yang spesial, tapi nggak semua orang menganggap hal itu spesial, 'kan? Setiap orang punya hal spesial masing-masing. Kalau lo pengin dianggap spesial, jadilah spesial, bukannya jadi sempurna. Lihatlah martabak. Mereka nggak ada yang sempurna, mereka sadar betul akan hal itu. Mereka cukup jadi spesial, dan banyak orang yang suka. Termasuk gue. Dan setiap orang pasti punya martabak spesial langganan masing-masing. Termasuk gue lagi. Mau contoh lain? Lihat nasi goreng, adanya yang spesial pakai telor mata sapi hmmm enak. Atau tengok sama motto Cherrybelle. Apa? Istimewa, yes. Bukan sempurna, padahal kata 'sempurna' lebih bagus kedengarannya.
Duh, jadi pengin martabak, 'kan, duh duh duh yang baca postingan ini tolong dong, kirim martabak manis ke rumah.
Ehe.
Ohiyak. Mungkin udah telat buat ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah, tapi nggak ada kata telat buat minta maaf, 'kan? Sori ya sob, kalau selama ini gue sebagai pemilik blog ini sering posting yang nggak-nggak. Mungkin ada salah-salah kata yang tidak gue sadari, tolong dimaafkan. Oke? Okelah.
Bissous,
Nenni